Cerita dari Pelosok Negeri Indonesia Bersama IndiHome
![]() |
Sumber: Pribadi editing with canva_2023 |
"Bagaimana, Wan?", seorang laki-laki remaja dengan pakaian sederhana menghampiri Ichwan yang sedang melamun di bawah lampu jalan.
" Aku masih bingung, Sul. Mau pilih jurusan apa. Soalnya aku tidak tahu menahu universitas apa yang baik dan bagus", jawab Ichwan dengan wajah yang terlihat kusut.
"Mending di kampung ajah Wan, tidak usah lanjut kuliah. Cari pekerjaan, langsung nikah",
" Ye, kamu pikirannya langsung ke situ. Aku mau nambah ilmu dulu, kuliah di Universitas yang baik, dapat pekerjaan yang layak, dan bisa membanggakan orang tua.",
"Tapi, sulit sekali untuk mendapatkan informasi pendaftaran, Wan. Apalagi, biaya untuk kuliah mahal.",
Ichwan memegang pundak sahabatnya itu sembari menatapnya lekat.
" Pasti ada jalannya!",
Keesokannya, Ichwan sudah pagi-pagi sekali membantu orangtuanya di sawah. Itu karena sekarang adalah musim panen telah tiba. Selain bekerja di sawah mereka sendiri, terkadang mereka juga bekerja di sawah orang lain.
Dengan menggunakan baju kaus oblong lengan panjang dan memakai topi sawah yang dapat melindunginya dari sengatan sinar matahari, pemuda itu dengan giat memotong satu persatu padi yang telah menguning.
Hari itu, adalah hari Minggu. Di mana bagi anak-anak lain dimanfaatkan hanya berada di rumah atau jalan-jalan untuk sekedar liburan sambil menyenangkan diri, tapi tidak bagi Ichwan. Hari itu digunakannya untuk membantu orang tua dan menambah sedikit penghasilan walaupun hanya untuk sekedar membeli buku dan keperluan lainnya. Lumayanlah, tidak selalu meminta pada orang tua.
Itulah profesi yang kerap dijumpai di pelosok Indonesia. Daerah desa-desa dengan pemandangan alam yang indah, penuh dengan persawahan, gunung-gunung, dan jauh dari perkotaan dan kebisingan.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar!", suara azan Dzuhur berkumandang,
Mereka pun beristirahat sejenak, sambil makan dan juga sholat.
"Wan!, bagaimana rencanamu setelah nanti lulus sekolah?", ucap bapaknya bertanya pada Wawan sembari menyenderkan badannya di batang pohon tempat mereka berteduh dan beristirahat. Sedangkan, ibunya tengah menghampiri mereka berdua.
Wawan menatap pemandangan indah yang tersaji didepannya, hamparan sawah yang luas dengan gunung sebagai backgroundnya.
Wawan kemudian menoleh dan melihat bapaknya itu sedang menatapnya dan menunggu jawaban darinya.
"Maaf Pak, sebenarnya saya ingin kuliah",
Jawab Ichwan merasa keinginannya akan membuat bapaknya itu sedih karena jika ia kuliah, tidak ada lagi yang akan membantu orangtuanya di sawah.
Di kampung, pemikiran orang-orang hanya terpaut pada pekerjaan. Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, jika bisa langsung kerja walaupun di sawah.
Ibunya hanya menatap nanar anaknya itu, sedangkan bapaknya memalingkan wajahnya dan menatap ke depan.
"Kau tidak perlu meminta maaf nak!, jika itu yang kau inginkan, maka wujudkan lah!, bapak dan ibumu pasti akan mendukung mu. Tapi, ketahuilah satu hal. Orang tuamu ini bukanlah orang yang terpandang dan kaya, sedangkan kuliah butuh uang dan usaha.", jelas bapaknya Ichwan.
Ichwan hanya terdiam, akankah keinginannya untuk kuliah tidak akan terjadi?,
Sudah beberapa minggu ini Ichwan berpikir keras, bagaimana caranya ia bisa mewujudkan keinginannya tanpa harus membebani orangtuanya.
Pengumuman kelulusan pun sudah hampir tiba, Ichwan hanya bisa berharap ada yang bisa membantunya mewujudkan keinginannya itu.
"Wan!, bukankah kamu ingin kuliah?", tanya Desi, seorang gadis sebayanya yang merupakan sahabat kecilnya.
Desi menghampiri Ichwan bersama Sulaeman yang tengah duduk di depan kelas. Mereka bertiga cukup dekat, mulai dari SD, SMP, dan sekarang di SMA mereka selalu bersama.
" Ya, tentu ingin. Tapi, rasanya aku tidak bisa"
Ichwan mulai merasa down,
"Tentu bisa, kita dapat mencari informasi beasiswa dan juga mendaftar secara online.", jelas Desi yang begitu bersemangat. Karena, ia pun juga ingin berkuliah.
" Bagaimana caranya?", Sulaeman pun mulai tertarik,
"Ayo ke ruang leb Komputer!",
"Sekarang, sekolah menggunakan IndiHome. Kita dapat mengakses internet dengan mudah dan tentunya dapat mencari informasi yang kita inginkan.", ucap Desi sembari mengakses internet di komputer yang ada dihadapannya. Sedangkan Ichwan dan Sulaeman memperhatikan monitor komputernya.
" Wah!, ada banyak informasi mengenai Universitas", ucap Ichwan seraya menunjuk monitor yang ada dihadapan mereka.
"Selain itu, kita juga dapat menemukan informasi mengenai beasiswa juga", kini Sulaeman mulai mengakses internet juga di komputer lain di dekat mereka.
" Wah!, Sul, bagus nih buat daftar!", ucap Ichwan yang mendekati Sulaeman.
"Dengan menggunakan IndiHome, mengakses internet jadi lebih stabil dan juga cepat.", Tiba-tiba pak guru Dandi masuk melihat mereka ada di leb Komputer.
" Tapi, masuk di leb komputer juga harus bilang-bilang yah!, jangan nyelonong ajah masuk.", sambung pak guru Dandi menegur mereka.
"Heheh...maaf Pak!, soalnya kami ingin mengakses internet.", jawab Desi.
" Emangnya, kalian mau apa dengan internet?",
"Kami mau mencari informasi mengenai pendaftaran kuliah dan beasiswa pak", jelas Ichwan.
"Owh!, cocok sekali buat kalian yang sudah hampir lulus. Sekarang, pusat informasi ada di internet yang dapat dengan mudah diakses, apalagi dengan menggunakan jaringan internet provider yang stabil dan cepat seperti IndiHome.
" Siapalah yang buat IndiHome?, pasti pintar banget!", ucap Sulaiman.
" Heheh...yang buat IndiHome bukan perorangan saja, Sul. IndiHome didirikan oleh PT Telkom Indonesia yang merupakan badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi. ", lanjut pak Dandi.
" Owh!",
Beberapa bulan setelah pengumuman kelulusan, akhirnya mereka telah mendaftar.
" Ichwan!, aku lulus di Universitas Negeri Makassar ", ucap senang Desi menghampiri Ichwan saat bertemu di perjalanan.
" Wan!, aku juga lulus di Universitas Hasanuddin!", tiba-tiba Sulaeman juga datang.
"Ichwan, bagaimana denganmu?", tanya Desi.
Ichwan terdiam, detik berikutnya menjawab mereka,
" Aku..., aku juga lulus di Universitas Hasanuddin!", " Jawab Ichwan menambah kesenangan mereka.
Dan, akhirnya mereka dapat kuliah di masing-masing Universitas yang telah mereka pilih.
Wujudkan impian, dengan internet dan raih masa depanmu sendiri!
Komentar
Posting Komentar